Pendahuluan
Awal muncul, kamera digital secara sederhana dikelompokkan ke low end camera (kamera sederhana) dan high end camera. Lantas mengalami pengembangan, seperti (1) Point and Shoot, (2) Prosumer, dan (3) Digital SLR. Lahirnya Micro Fourthird masih belum terkategorisasikan dengan tepat.
Kamera digital terdiri dari bagian yang membentuk sistem terpadu. Melibatkan cara kerja kamera, metering, autofokus, maupun pengukuran pencahayaan dalam satu kesatuan. Antara body, flash dan lensa terintegrasi dalam hubungan komponen mekanik, elektronik, sensor dan prosesor. Ketertarikan orang pada kamera diawali dari desain atau performa lantas berlanjut mempertimbangkan besarnya resolusi, kecepatan continous shooting, kemampuan kerja autofokus.
Memilih kamera juga mempertimbangkan bentuk, ukuran, fasilitas maupun tata letak fitur, kualitas bahan casing (apakah terbuat dari bahan plastik atau metal). Jenis metal pun bermacam macam, bisa berupa besi, aluminium, magnesium alloy, yang menentukan ringan dan kuatnya bahan tersebut. Camera Chasses merupakan konstruksi yang diharapkan tahan terhadap benturan, debu, dan kelembaban. Komponen metal tahan terhadap panas dan dingin ekstrim. Konstruksi penahan benturan agar tidak merusak komponen di dalam. Bantalan yang terbuat dari karet melindungi mekanik dan elektronik dari guncangan, sedangkan pelapis karet berfungsi untuk mencegah masuknya partikel air atau debu ke dalam kamera. Biasanya kualitas ini hanya terdapat pada kamera professional (1 digit).
Sedangkan beberapa kamera entry level tidak semua komponen mekanik terbuat dari metal, biasanya terbuat dari plastik untuk menekan harga kamera. Mengenal mekanisme kerja sangat membantu mengoptimalkan hasil foto. Sedangkan fasilitas/fitur kamera berkaitan dengan tingkat kemampuan menghasilkan gambar. Yang terpenting dalam memilih kamera adalah :
A. Jumlah Pixel atau Resolusi
Semakin tinggi nilai resolusi semakin bagus kualitasnya. Penambahan jumlah resolusi selalu diikuti oleh penambahan kemampuan prosesor. Karena butuh sistem kerja prosesor yang canggih.
B. Brust Mode (Image Birst)
Continous Shooting kamera diperlukan karena kecepatan merekam gambar secara berkesinambungan berkaitan dengan momen yang biasanya berlangsung hanya sepersekian detik. Hanya Continous Shooting yang cepat yang dapat mengabadikan peristiwa tersebut.
Meski brust mode sangat cepat, pilihan transfer memorinya lambat, akan mengurang kecepatan penyimpanan. Sama, brust mode besar tetapi memori buffer kecil, tiba – tiba tidak dapat ditekan. Menunggu semua file ditransfer terlebih dahulu lantas shutter button dapat ditekan kembali.
C. Shutter Lag
Shutter Lag merupakan waktu jeda ketika tombol pelepas rana ditekan sampai pada proses merekam gambar. Shutter Lag tidak berkorespondensi langsung dengan brust mode. Tetapi berhubungan dengan kemampuan prosesor dan kapasitas memori buffer.
D. Rentang ISO
Harus diingat, semakin tinggi ISO biasanya diikuti dengan timbulnya noise. Kini untuk mereduksi noise banyak dilakukan dengan prosesor.
E. Optical dan Digital Zoom
Optical dan Digital Zoom hanya ada pada kamera Point and shoot dan prosumer. Peran Optical Zoom adalah untuk mendapatkan subjek. Cara bekerjanya serupa zoom pada lensa DSLR. Hasil zoom tak mengurangi kualitas lensa karena pengunaannya sama sepert zoom pada lensa. Sementara penggunaan digital zoom mereduksi kualitas gambar karena sistem kerjanya seperti meng – cropping gambar pada software pengedit gambar.
F. LCD (Liquid Crystal Display)
Untuk DSLR live – view nya harus diaktifkan terlebih dahulu. Manfaatnya untuk mengambil gambar low maupun high angle atau untuk investigasi maupun candid.
Kelebihan vs Kekurangan
Kelebihan utama kamera digital adalah menyajikan preview hasil foto. Sehingga bisa digunakan untuk mengevaluasi kesalahan dan memperbaiki pengambilan. Sehingga kamera digital sangat mereduksi waktu proses. Selain itu, penyimpanan hasil foto dalam jangka waktu lama tidak menimbulkan penurunan warna dan kualitas. Gambar hasil jepretan dapat di organisasi , di edit dan disinkronisasi lewat PC, atau disimpan di media penyimpanan lain, seperti CD/DVD, Flashdisk, Kartu memori, dan Harddisk.
Kelemahannya, hampir setiap kamera sulit fokus di daerah minim cahaya, karena teknologi autofokus sulit bekerja di daerah kontras rendah, flash mungkin dapat membantu tetapi tetap saja tidak optimal karena cahanya sekejap saja. Kelemahan lain, debu mudah menempel pada sensor sangat menggangu hasil foto, karena memunculkan bercak node hitam pada foto. Debu masuk ketika sering mengganti lensa di tempat terbuka serta penggantian lensa tidak pada saat kamera dalam keadaan mati/off. Apabila belum terlalu lama menempel, debu dibersihkan dengan cara menghembuskan angin menggunakan blower tangan. Jika debu yang menempel sudah sangat lama dapat dibersihkan dengan menggunakan pen. Pen dilekatkan pada debu halus dan sensor yang diangkat. Tidak perlu menekan sensor, maka sensor akan bersih kembali.
Kamera digital juga memiliki Shutter Lag sebagai bagian dari proses digital. Waktu jeda dimulai ketika tombol pelepas rana ditekan hingga kamera melakukan proses capturing. Penggunaan pop up lighting membutuhkan tenaga baterai lebih banyak. Masalah yang sering dihadapi adalah tiba – tiba shutter button tidak bisa ditekan kamera mengumpulkan energi dulu agar bisa dioperasikan.
Teknologi kamera digital mengalami life time yang pendek. Cepat berganti setelah ditemukannya teknologi yang lebih baru. Kerusakan sensor dipicu oleh penggunaan waktu yang cukup lama, atau digunakan blub dan membidik terik matahari langsung.
Sumber : Tabloid Nyata 11 Februari 2011
2 komentar
Yang paling penting adalah berapa pixcel kamera tersebut...
besarnya piksel belum tentu menentukan kualitas gambar gan, karna bisa saja piksel besar karena interpolasi
Ada pertanyaan atau komentar ? Silahkan tulis pada form komentar di bawah. Terimakasih :)
- Admin Radith