Minggu, 06 Juli 2014

Proses Booting pada Komputer

Ketika komputer dihidupkan, komputer akan melakukan booting. Pada saat ini, sebenarnya banyak hal yang terjadi sebelum komputer tersebut memasuki sistem operasi yang ada. Pada saat booting inilah bagian komputer yang paling penting yaitu prosesor, akan menjalankan BIOS.
Perlu diketahui bahwa chip CMOS dan chip BIOS adalah dua buah chip yang berbeda. Chip CMOS biasanya adalah chip NVRAM (Non Volatile RAM) yang di-backup dayanya menggunakan baterai, fungsinya untuk menyimpan pengaturan konfigurasi BIOS, sedangkan chip BIOS biasanya adalah chip flash ROM, fungsinya untuk menyimpan rutin BIOS yang sebenarnya. Berikut ini adalah urutan kejadian saat booting :

1. Setelah power supply dihidupkan, timer pada motherboard (biasanya timer ini terletak pada chipset soutbridge) akan mengirim sinyal reset ke prosesor, sehingga prosesor akan di-reset terus menerus. Setelah power supply mengecek seluruh tegangan keluarannya dan semuanya dalam keadaan baik, power supply kemudian mengirimkan sinyal “power good” ke timer pada motherboard. Pada saat menerima sinyal ini, motherboard kemudian berhenti mengirimkan sinyal reset ke prosesor, dan prosesor mulai mengeksekusi instruksi yang pertama.
2. Instruksi pertama yang dieksekusi oleh prosesor adalah instruksi yang terdapat pada physical address FFFF FFF0h, alamat ini adalah alamat chip flash ROM yang berisi rutin – rutin BIOS. Prosesor dapat menemukan rutin BIOS ini karena alamat ini telah di preprogrammed ke chipset Northbridge dan Southbridge. Jadi, pada saat booting dan prosesor mengeluarkan alamat ini pada address bus nya, Northbridge akan bertindak secara otomatis sebagai penghubung dan mengirim perintah untuk mendekode alamat ini ke southbridge. Southbridge kemudian meneruskannya ke chip flash ROM BIOS. Alamat ini hanya dapat diisi oleh 16 byte instruksi, tidak cukup untuk memuat seluruh rutin BIOS. Dengan demikian, isi dari chip flash ROM BIOS pada umumnya adalah instruksi jmp (jump) ke rutin BIOS yang yang sebenarnya. Rutin tersebut biasanya berupa instruksi “string copy” yang menyalin rutin – rutin BIOS yang dibutuhkan ke RAM. Setelah rutin BIOS yang dibutuhkan disalin ke RAM, prosesor kemudian mengeksekusi perintah jump ke alamat tempat BIOS tersebut disimpan di RAM. Setelah itu, rutin – rutin BIOS ini akan melakukan inisialisasi yang dibutuhkan. Selama proses “string copy” sampai prosesor melakukan jump ke rutin BIOS di RAM, disini terjadi proses dekompresi terhadap rutin – rutin BIOS yang sebelumnya dalam bentuk terkompresi di flash ROM.
3. Rutin BIOS yang telah tersalin ke RAM kemudia akan melakukan inisialisasi yang tergantung pada jenis motherboard yang dimiliki, namun secara umum hal yang dilakukan adalah melakukan POST (Power On Self Test), antara lain mengetes IRQ Controller, DMA Controller, FPU (Math CoProcessor), Timer, dll. Pada tahap ini, juga ada kemungkinan register – register pada chipset Northbridge dan Southbridge diinisialisi atau diprogram. Setelah inisialiasi ini, rutio BIOS kemudian mencari adanya ROM Video Card, jika ditemukan, maka BIOS akan mengecek integritas ROM Video Card ini dengan checksum test, maka BIOS akan melakukan far jump (intersegment jump) ke rutin ROM Video Card tersebut. Pada saat ini, akan ditampilkan merek dan spesifikasi video card Anda pada monitor. Setelah selesai melakukan inisialisasi, ROM Video Card kemudian melakukan far return, kembali ke rutin BIOS motherboard. BIOS motherboard kemudian men-scan untuk mencari option ROM / expansion ROM lainnya. Jika terdapat option ROM, maka option ROM tersebut akan di test dengan checksum test, jika checksumnya benar (checksum 8-bit seperti pada ROM Video Card), maka BIOS motherboard akan jump ke alamat option ROM tersebut, melakukan inisialisasi dan option ROM tersebut akan return lagi ke BIOS motherboard. Setelah seluruh option ROM selesai diinisialiasi, BIOS motherboard akan melanjutkan POST, namun dengan mengecek port – port tertent. Pada proses ini instruksi dan prosedur yang dilakukan berbeda – beda tergantung jenis motherboard yang digunakan.
4. Setelah proses POST selesai dan tidak terdapat error, BIOS motherboard kemudia akan melakukan boot ke sistem operasi. Proses booting ini akan menggunakan interrupt (perintah) tertentu, sesuai dengan setting yang Anda simpan di BIOS. Jika memilih booting dari floppy, harddisk, CD-ROM, atau media boot lainnya yang mengemulsikan floppy atau harddisk. Sejak saat ini, bootloader mengambil alih jalannya jomputer, dan rutin BIOS hanya dieksekusi jika dipanggil oleh bootloader atau sistem operasi yang di-load oleh bootloader tersebut. Sampai di sini Anda telah mengetahui secara rinci semua yang dibutuhkan untuk booting sampai dengan sistem operasi mengambil alih kontrol komputer dari BIOS. Semoga bermanfaat.

Entri Lainnya :

    2 komentar

    satu lagi ilmu tentang komputer

    Ada pertanyaan atau komentar ? Silahkan tulis pada form komentar di bawah. Terimakasih :)

    - Admin Radith

     

    Notifikasi

    Terimakasih telah mengunjungi Blog Radith. Jika Anda tidak dapat melihat semua postingan, silahkan klik menu Sitemap dibawah :) Tutup Sitemap